Latest News

Perantau

, Posted by Mr. Jabat at 21.34






Saya berasal dari Pekanbaru, Riau. Khususnya Daerah Rokan Hilir, Kota Bagansiapiapi. Saya seorang Perantau, yang telah menjelajahi hampir di seluruh kota yang ada di Indonesia,Saya mulai melangkahkan kaki Saya untuk pergi ke Daerah Orang Lain Semenjak Saya Sekolah SMP. Semua itu Saya lakukan demi mencari  Jati diri Saya.... dan di Jawa Timur lah saya merasa nyaman,meskipun jauh dari kampung saya sendiri.. Disini sekarang Saya banyak mendapatkan Pengalaman dan Ilmu tentang Duniawi, Maupun Akhirat nanti... ....Boenglon(Gelar Saya).












BOENGLON-71







            Ketika Aku di lahirkan dan melihat dunia,untuk yang pertama kalinya,Aku berada di sebuah Pondok Kecil yang beratapkan Daun Nipah,dan beralaskan tikar pandan. Aku menjerit,menangis dengan suara lantang seolah Aku sedang dalam kebingungan, Aku di temani oleh Ibu,Bapak,dan nenek ku,yang pada hari itu juga mreka menyaksikan lahirnya Aku ke Dunia ini. Mereka tersenyum ramah menyanbut kedatangan Ku, seolah merasakan kebahagiaan yang sungguh luar biasa,karena telah lahirlah Aku Putra Pertama dari rahim Ibu Ku.





            Dalam waktu yang singkat Aku di mandikan dengan air jernih yang begitu dingin menyentuh kulit halusKu. Setelah Aku bersih dan rapi, Aku tertidur lelap di pangkuan Ibuku. Ketika Aku mencoba mambuka mataku dengan perlahan, suara gemuruh ditelinga ku sangat terdengar jelas seolah meraka sedang membincangkan Aku. Meraka sangat senang akan kedatanganKu.





            Singkat waktu yang kulalui seperti sangat bagitu cepat, di usiaKu yang ke 20 hari Aku harus ikut bersama kedua Orang Tuaku,yang juga di temani oleh Kakak ku, tuk pulang ke kampoeng halamanKU.





            Diusia yang masih sangat Orok itu Aku harus bertahan dan kuat dalam perjalanan manuju KampoengKu. Disaat kami menyebrangi Lautan yang begitu luas,dengan ombak yang begitu besar menerjang Kapal yang kami naiki pada saat itu. Kami merasa dalam sebuah maut yang akan menghantam dan menghancurkan kapal kami. Sekian lama baling-baling kapal berputar yang akhirnya menghantarkan kami ke tepi pelabuhan dangan selamat.





            Begitu capat langkah Ibuku yang tidak pernah mengenal letih tuk selalu menggendong Aku, akhirnya kamipun sampai di sebuah rumah yang selam ini dimana Ibu dan Ayah Ku menjalin hidup Bersama dengan penuh keharmonisan. Meskipun kami hidup di dalam kesederhanaan dan apa adanya, tapi keluarga kami selalu hidup dalam kebahagiaan. Di rumah kecil itulah aku di bimbing dan di bina, hingga akhirnya Aku bisa tumbuh dewasa.


 

















Setiap pagi matahari menampakan sinarnya dari arah timur dan tenggelam di sudut barat, dengan berjalannya waktu yang begitu sangat cepat akhirnya Akupun mampu mengetahui siapa jati diri Ku yamg sebenarnya. Aku mulai mampu menyesuaikan diriku dengan lingkungan, Aku mulai meraba apapun yang ada disekitarku saat itu. Hidup bersama keluarga dan teman-taman yang pada saat itu banyak memberikan Aku ilmu pengetahuan maupun ilmu bagaimana cara adat istiadat yang da di negri ku ini.
            Aku yang terlahir dari keturunan dua suku,Ayahku yang berasal dari JAWA TIMUR dan Ibuku berasal dari Tanah Batak,yaitu SUMATRA UTARA.Perpaduan itulah yang membuat Aku merasa bangga kepada kedua Orang Tuaku. Karena  dari paduan dua suku itulah Aku bisa mengetahui banyak hal yang akhirnya bisr menuntun Aku hingga dewasa kini. Mungkin sangat unik atau lucu bagi orang yang baru mengenaliKu, namun tu udah biasa bagiKu. Aku mampu menguasai dua karakter yang telah di berikan oleh kedua orang tuaku, dari segi Bahasa maupun adapt-ada dari kedua suku tersebut, selain itu aku juga mempelajari suku yang ada di kampong halamanku, karena kami tinggal di daerah suku-suku Melayu, memang samgat sulit bagiku tetapi justru Aku merasa tertantang dan seolah ingin menguasainya. Aku harus bergaul dengan orang-orang melayu, dan hal itu sangat jarang di lakukan oleh teman-temanku orang-orang Jawa. Hari demi hari akhirnya aku bisa menyesuaikan diri dan banyak memiliki teman-teman dari suku-suk lain.
BOENGLON_71
GUITAR
            Aku ibarat sebuah gitar yang selalu  ada dimanana dan bermanfaat bagi yang menggunakannya, guitar terkadang bisa menjadi sahabat kadang juga bias menjadi teman curhat bagi orang yang sedang meratapi kesedihannya. Dengan menyanyikan sebuah lagu dengan diiringi alunan gitar yang begitu merdu  membuat orang seolah menjadi lakon dalam lagu tersebut, begitulah aku ingin menjadi layaknya sebuah gitar meskipun tidak semua orang bisa memainkannya ataupun memilikinya tapi aku yakin semua orang pasti banyak yang menyukainya.  Aku terkadang ingin membuat orang tertawa dan juga membuat orang selalu terisi kekosongannya. Layaknya sebuah gitar. Di negeri kita tidak sedikit lulucon yang di lampiaskan melalui sebuah alat musik, terkadang juga membuat orang jadi terbuai karena alunan nadanya. Tidak ada satupun insan yang tak mengenali sebuah gitar. Gitar juga dapat menjadi bahan lampiasan amarah atau emosi kita, menurutku guitar adalah salah satu alat musik yang mempunyai keistimewaan tersendiri disbanding alat musik lain.
            Pantaskah jika aku ingin menjadi sesosok yang sifatnya menyarupai dengan sebuah guitar……….????????
Tapi aku yakin dengan diriku sendiri kalau aku memang harus bias menjadi sesosok layaknya sebuah guitar. Meskipun sulit tapi aku akan terus akan mencoba sampai aku benar-benar bisa menjadi layaknya sebuah guitar……………….?????????????
            Banyak sekali orang mengatakan janganlah kamu menjadi senuah gitar karena gitar itu ”bersifat buruk” dia tidak akan mengeluarkan suara tanpa ada perintah. Namun hal itu sebenarnya pemikiran yang sangat pendek sekali. ”kenapa saya mengatakan demikian” karena sebuah gitar diciptakan oleh penciptanya dengan maksud dan tujuan tertentu, dan gitar mempunyai tanggung jawab yang besar, jika dia tidak bisa seperti yang di inginkan oleh penciptanya maka dia akan dimusnahkan dan keberadaanya di dunia ini akan sia-sia. Begitu juga dengan manusia, Manusia diciptakan Oeh Allah karena Allah punya rencana dan maksud yang tertentu, jadi kita sebagai manusia layak dan wajib untuk menuruti pa yang telah DiperintahkNya, Bukan Begitu Teman...????
            Janganlah kita memandang sesuatu itu hanya dengan pemikiran yang sangat singkat dan tidak melihat efek lainya, banyak sekali sebenarnya yang belum kita tahu tentang kehidupan ini, disini Buenglon_71 hanya akan mengingatkan buat teman-teman yang mungkin lupa atau memang belum tahu sama sekali tentang hal ini. Selama ini sadarkah kita......? di usia kita yang masih muda ini, pasti berpikir selalu menggunakan Ego masing-masing dan semua itu hanya akan merusak Reputasi kita dalam menjalani kehidupan, mungkin yang kita anggap benar belum tentu benar buat orang lain. Hal ini sering  sekali terjadi di kalangan anak-anak muda, mereka dengan mudahnya mengambil sebuah keputusan, dan selalu merasa ingin benar. Padahal hal itu bisa membahayakan buat dirinya sendiri.
            Awalnya Saya juga sering mengandalkan Egoisme Saya, tidak pernah menuruti keinginan teman, kekasih, ataupun bahkan orang tua. Hal itu sebenarnya yang memutuskan bukan hati kita, melainkan Emosi kita. Namun setelah Saya berpetualang ke berbagai Daerah yang memang masih di Dalam Negeri Tercinta ini, Akhirnya Saya mendapatkan makna sebenarnya dalam Kehidupan ini.
            Hal itu muncul tidak secara tiba-tiba, namun butuh waktu da proses yang harus kita jalani. Dan sengaja Boenglon_71 disini mengambarkan hanya dengan sebuah Guitar, Kenapa harus Gitar............................???
Sebanarnya tidak ada masalah ataupun kengan pribadi buat diri Boenglon_71 disini, namun, selama di Perantauan Boenglon selalu di temani oleh Sebuah Gitar Tua ( Tapi Bukan Gitar Bang Haji ) mungkin sangat berat hal, bila kita memang tidak siap dengan hal ini. Di usia Boenglon_71 yang ke 15 Tahun Boenglon_71 harus berpisah jauh dari orang tuanya yaitu demi menyelesaikan Study di SiBolga (Tapanuli Tengah) Sumtera Utara. Disanalah Boenglon_71 mulai mengenal dengan yang namanya Guitar, pelan-pelan Boenglon_71 mencoba PDKT dengan Gitar dan akhirnya lama-kelamaan Boenglon_71 bisa akrab, dan saling membantu jika dalam kesulitan. Memang didaerah Sibolga mayoritas orang-orang batak, dan orang batak selain terkenal jago nyanyi disana juga benyak sekali orang-orang yang pandai9 memainka sebuah gitar, dari yang berusia muda hingga yang tua sepertinya mereka mahir-mahir sekali dalam hal bermain musik yaitu gitar. Kurang lebih Dua tahun Saya disana, meman belum sempat selesai study Saya waktu disan itu tapi Boenglon_71 sudah tidak tahan karena terlalu Egois dalam menrima sesuatu yang terjadi pada Diri sendiri. 
            Setelah semua jelas akhirnya boenglon_71 memutuskan untuk pulang dan meneruskan Studynya di kampung sendiri, yaitu di Rokan Hilir,( salah satu Kabupaten yang ada di Pekanbaru). Sangat cepat mengalami perubahan kehidupan dikampung sendiri di banding di daerah orang lain. Dengan begitu mudahnya Boenglon_71 terjerumus di kehidupan yang brutal dan tak tentu arah, meskipun masih SMP tapi kelakuanay sudah sama seperti orang dewasa, selain hobby bergadang, Boenglon_71 juga hobby mencicipi minuman yang tidak sehat, bahkan mulai mengenal yang namanya Rokok. Padahal di usia Boenglon_71 saat itu  sagat tidak wajar. Demi kepuasan egoisme boenglon_71 selalu berbohong dengan orang tua....( jangan di tiru). ”Betapa bodohnya jika kita tetap ingin menjadi orang yang Egois”
            Akhirnya setelah selasai SMP Boenglon_71 mempunyai keinginan melanjutkan Studinya ke luar kota, karena Sekolahan dikampung itu masih belum ada untuk tingkat STM, namun kedua Orang Tua tidak mengijinkan, karena mereka sudah tidak percaya lagi dengan semua omongan dan rayuan Boenglon_71. saat itu Boenglon_71 merasa Prustasi dan semakin menjadi-jadi kebrutalanya.......!!!
            Setelah dipikir-pikir akhirnya Boenglon_71 memutuskan Untuk merantau Ke Negera tetangga Yaitu Malasya, namun hal itu gagal karena Uang yang ingin di pakai untuk ongkos habis hanya karena kesenagan sesaat.  Tidak lama dari waktu itu ternya ta ada seseorang yang Baik hati da dia sempat menawarkan Suatu pekerjaan Kepada Saya, Kebetulan rumah orang tersebut (Panggil Ja Pak Jo) di daerah jambi, setelah mendengarkan rayuannya akhirnya aku tertarik dengan ajakannya untuk mengadu nasib Di Daerah Jambi. 
            Setelah mendapat restu dari kedua orang tua, akhirnya Boenglon_71 berangkat Menuju Jambi. Sampai di Jambi Boenglon_71 bingung karena ternyata pekerjaan yang diceritakan tersebut oleh pak jo, sepertinya belum kuat jika aku yang mengerjakanya, melihat usia da poster tubuhku yang masih terlalu kecil, aku sendiri yakin kalau aku belum bisa atau belum mampu untuk mengerjakan pekerjaan itu, akhirnya aku dan Pak Jo mencari tempat kerja yang lain, dan kebetulan sekali Pak Jo punya banyak relasi yang mempunyai Usaha di rumahnya masing-masing. Ada seorang temanya yang sedang membutuhkan karyawan yaitu Bekerja sebagai Pencuci Mobil dan Sepeda Motor. Atau Door Smeer.
Bersambung.............
 
OLEH :
WARTO JABAT
(Boenglon_71)
..

Currently have 0 comments:

Leave a Reply

Posting Komentar

Terimakasih Telah Berkunjung Ke Blog ini, Demi Majunya Blog ini Saya Mohon Kritik dan Saran Anda Yang membangun.